Mengasihi Dalam Keluarga Allah

Mengasih dalam keluarga Allah ~ (Yohanes 13:34-35; I Korintus 13:4-7) - “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” (Yohanes 13:34)

Bagi orang Kristen, hidup mengasihi adalah sebuah keharusan / sebuah perintah yang mau tidak mau harus dilakukan. Tidak perduli karakter kita pendiam, periang, tegas, bahkan keras sekalipun, tetap kita  harus punya kasih. Bila dalam hidup kita orang Kristen, sama sekali tidak ada kasih, maka sudah tentu dipastikan bahwa kita bukan orang Kristen, sekalipun dikatakan  Kristen, identitasnya Kristen.

Di dalam Yohanes 13:35 Tuhan Yesus berkata : “ Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." Dengan kata lain, ayat ini berkata: kalau kamu tidak mengasihi, kamu bukan murid-Ku. 
Apa itu kasih, bagaimana seseorang dikatakan sudah hidup di dalam kasih ?

1.    Kasih itu sabar. 
Sikap sabar adalah sikap yang sangat efektif dalam penyelesaian berbagai persoalan. Sikap sabar bukanlah sikap lambat, tetapi sikap yang bijak, tahu kapan waktu yang tepat untuk berbicara, untuk menegur. Orang yang sabar tidak mudah terpicu oleh emosi. Mereka condong berpikiran jernih dalam penyelesaian setiap masalah. Orang yang sabar sesungguhnya adalah orang dapat mengasihi sesamanya, sekalipun sesamanya itu pernah mengecewakan dirinya.


2.    Kasih itu tidak mementingkan diri sendiri. 
Bila kita memperhatikan urutan prioritas dari ajaran kasih Tuhan Yesus, maka Tuhan Yesus ajarkan urutan demikian : Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Dari  ajaran Tuhan ini kita melihat, urutan pertama yang harus kita kasihi adalah Tuhan, urutan kedua adalah sesama kita. Baru ketiga adalah diri kita. Jadi di dalam kasih, orang lain harus kita prioritaskan, baru diri kita.

3.    Kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain. 
Fakta menunjukkan bahwa otak kita memang lebih mudah merekam hal-hal yang bersifat negatif dari pada hal-hal yang bersifat positif. Hal positif yang dilakukan orang lain kepada kita seringkali kita lupakan tetapi sebaliknya hal-hal negatif sulit kita lupakan. Sedangkan Tuhan kita yang mahatahu semua kesalahan kita, di dalam kasihNya, Tuhan sengaja melupakan semua kesalahan kita. Maukah kita membuang semua kepahitan di hati kita ?

4.    Kasih itu menutupi segala sesuatu.
Ketika ada orang yang bersalah, maka kasih berusaha untuk menjaga nama baik orang yang bersalah itu. Kasih tidak mau mencemarkan nama baik orang lain, kasih tidak mau mempermalukan orang. Di dalam kasih ada teguran yang bersifat pribadi, teguran di bawah 4 mata. Orang yang bersalah, dirangkul kembali, diterima apa adanya dan dituntun dalam jalan yang benar. Itulah kasih sejati.
Kesimpulan
Jika kita memiliki kasih, maka kita mempunyai Tuhan, jika kita mempunyai kasih tentu memiliki teman, sahabat, kawan, tetangga, masyarakat dan dimana kita berada kita membawa sukacita dan bahagia. Jadi Firman Allah berkata bahwa karena KASIHNYA Aku berikan dunia dan sorga menjadi bagianmu. Apabila kita didunia memiliki sikap dan karekter kasih seperti BAPAK. Yaitu
1.       Kasih itu sabar
2.       Kasih itu tidak memintingkan diri sendiri
3.       Kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain.
4.       Kasih itu menutupi segalah sesuatu.
Selamat menikmati sarapan rohani Tuhan Yesus Memberkati


Mengasihi Dalam Keluarga Allah Mengasihi Dalam Keluarga Allah Reviewed by Eduard Kause on 7:26 PM Rating: 5
Powered by Blogger.