Pengalaman Pribadi Dengan Tuhan, Nyatakan
Pengalaman Pribadi Dengan Tuhan,Nyatakan
Saat kita belajar mengenal Tuhan dengan benar maka pasti kita akan mulai memiliki pengalaman yang nyata bersama-Nya. Pengalaman itu bukan melulu soal penglihatan, mimpi, nubuatan, perjumpaan, naik ke Sorga, dll (walaupun bisa saja ada tapi perlu diuji DAN seringnya cuma bikin pusing), tapi pengalaman dalam kehidupan setiap hari termasuk lewat masalah. Ketika menghadapi masalah misalnya diputus/mutusin pacar karena jaga kekudusan, menderita sakit tapi tidak salahin Tuhan, diejek teman karena kekristenan yang kita pegang, intinya apapun yang terjadi, kita tetap memilih untuk percaya dengan Tuhan maka sebenarnya itu adalah pengalaman rohani yang luar biasa ! ingat Stefanus yang akan mati dirajam batu dan ia melihat Tuhan “hanya” duduk di tahta-Nya ? ia tidak ditolong Tuhan tapi justru karena itu ia memiliki pengalaman dengan Tuhan. Ingat Paulus yang mempunyai pengalaman dahsyat dengan Tuhan namun diberi duri dalam daging? Yang mau pengalaman dahsyat berarti harus siap di beri duri dalam daging hehehe..
Setiap orang percaya yang
sungguh-sungguh rindu mengenal Tuhan pasti ingin mempunyai pengalaman pribadi
dengan Tuhan. Ketika kita mendengar tentang kesaksian orang-orang yang berjumpa
dengan Tuhan secara spektakuler maka terbersit sedikit rasa cemburu dalam hati
kita, mengapa kita tidak pernah mengalami hal-hal yang demikian. Bahkan karena
itu kita cenderung merasa bahwa kita bukan orang yang dekat dengan Tuhan. Kita
tidak pernah bertemu Tuhan secara langsung, tidak pernah mendapat penglihatan,
tidak pernah mendengar suara Tuhan secara audibel, apakah berarti bahwa kita
tidak punya pengalaman rohani dengan Tuhan? yuk kita belajar.
Sesungguhnya ketika kita rindu untuk
datang Tuhan maka kita sudah pasti diterima dan tidak ditolak Tuhan (yohanis
6:37). Jadi tidak selalu perlu hal-hal spektakuler baru dapat dikatakan
bertemu Tuhan, kita cukup datang dan
rindu mengenal-Nya maka kita sudah diterima oleh-Nya dan yang pasti bertemu
dengan-Nya. Kapan bertemunya? Saat kita belajar kebenaran Firman secara benar,
memandang pribadi Tuhan Yesus dalam
Alkitab dengan sudut pandang yang benar. Tapi kok Tuhan gak kelihatan ? lho,
bukankah Tuhan bilang yang berbahagia adalah orang yang tidak melihat namun
percaya bahwa Tuhan itu hidup dan nyata ? jadi ngapain mau melihat Tuhan pake
mata ? (baca yohanis 20:29).
Saat kita belajar mengenal Tuhan dengan benar maka pasti kita akan mulai memiliki pengalaman yang nyata bersama-Nya. Pengalaman itu bukan melulu soal penglihatan, mimpi, nubuatan, perjumpaan, naik ke Sorga, dll (walaupun bisa saja ada tapi perlu diuji DAN seringnya cuma bikin pusing), tapi pengalaman dalam kehidupan setiap hari termasuk lewat masalah. Ketika menghadapi masalah misalnya diputus/mutusin pacar karena jaga kekudusan, menderita sakit tapi tidak salahin Tuhan, diejek teman karena kekristenan yang kita pegang, intinya apapun yang terjadi, kita tetap memilih untuk percaya dengan Tuhan maka sebenarnya itu adalah pengalaman rohani yang luar biasa ! ingat Stefanus yang akan mati dirajam batu dan ia melihat Tuhan “hanya” duduk di tahta-Nya ? ia tidak ditolong Tuhan tapi justru karena itu ia memiliki pengalaman dengan Tuhan. Ingat Paulus yang mempunyai pengalaman dahsyat dengan Tuhan namun diberi duri dalam daging? Yang mau pengalaman dahsyat berarti harus siap di beri duri dalam daging hehehe..
Yuk sadari setiap kita bisa punya
pengalaman pribadi setiap hari dengan Tuhan.
Tidak perlu mengejar pengalaman mistik . Disiplinlah bersaat teduh
dengan Tuhan, baca dan renungkan Firman, dan melakukan kehendak-Nya kapanpun
dan dimanapun , itulah pengalaman rohani yang sejati.
Arti
mengenal Tuhan bukan hanya sekedar tahu siapa Tuhan kita, tetapi ini berbicara
tentang suatu hubungan intim dan yang benar dengan Tuhan, serta menghasilkan
pengalaman pribadi bersama Tuhan dan buah pertobatan, karena ketika kita
belajar untuk mengenal Tuhan maka akan terjadi perubahan karakter, “Jadi
hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” (Matius 3:8).
Jika seseorang berkata ia sudah mengenal Tuhan tetapi tidak ada buah pertobatan
yang dihasilkan sebagai bukti, maka sesungguhnya ia belum mengenal Tuhan; dan
jika belum mengenal Tuhan berarti ia belum diselamatkan. Kita harus memiliki
pengenalan akan Tuhan sambil menantikan kehidupan yang kekal, maksudnya
adalah kita harus selalu berfellowship (bersekutu) dengan Tuhan secara
terus-menerus karena itu tidak terjadi secara instan, harus diupayakan untuk
terus dibangun dalam kehidupan kita; sebab nantinya di kehidupan yang kekal
kita akan hidup dalam penyembahan kepadaNya dalam sebuah keintiman sampai
selama-lamanya. Oleh karena itu milikilah keintiman dengan Tuhan secara terus
menerus agar kita dikenal oleh Tuhan, karena dikatakan bahwa “…orang yang
mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.” (1 Korintus 8:3).
Jangan sampai kita menjadi orang Kristen yang sudah puluhan tahun tetapi pada
akhirnya Tuhan berkata, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari
pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:23).
Kopian dari
renungan 30-03-2017
Pengalaman Pribadi Dengan Tuhan, Nyatakan
Reviewed by Eduard Kause
on
10:31 PM
Rating: