Berjalan Bersama Tuhan

Berjalan bersama Tuhan ~ Mazmur 121 ini merupakan "Nyanyian Ziarah". Salah satu Mazmur yang dipakai oleh para peziarah. Hingga Mazmur ini juga dipakai sebagai mengawali sebuah perjalanan. Di bagian lain Tuhan juga digambarkan sebagai Batu Karang yang Teguh. Menara pengharapan dan landasan yang kokoh. Inilah gambaran Tuhan kita.

Tuhan juga Superior atas segalanya. Manusia tidak ada apa-apanya dihadapan-Nya. Tuhan tidak pernah gagal. Dia tidak pernah bersalah. Rencana-Nya Indah. Beda dengan manusia yang penuh dengan kesalahan.

Sadarkah anda bahwa kita memiliki Tuhan yang luar biasa ini?
Pemazmur sangat mengerti bahwa akan merupakan keuntungan besar bila kita memiliki Tuhan yang sempurna ini.

Itu sebabnya di dalam Mazmur nomer 121 ini ia mengungkapkan pada kita bagaimana Tuhan yang sempurna itu? Apa saja yang dilakukan-Nya?
Mazmur yang mengungkapkan pada kita bahwa Tuhan itu MENJAMIN seluruh perjalanan hidup kita.


1.     Tuhan sebagai Penjaga kita
Tatkala Pemazmur melayangkan matanya ke arah bukit Sion selaku tempat yang dianggap Kudus, yakni bukit Tuhan,
IA bertanya dari manakah Pertolongan itu?  
Ayat 2 merupakan jawaban yang penuh pasti tentang Tuhan-Nya.
Pemazmur ingin menyaksikan bahwa Tuhan-Nya beda dengan tuhan yang disembah oleh nabi Baal. 
Dalam 1 Raja-raja 18:27,  pada waktu diadakan pertarungan antara Nabi Elia dengan nabi-nabi Baal, para nabi telah menari-nari dan mereka menjadi capek dan lelah, namun api masih belum turun dari langit.
Itu sebabnya Elia sempat mengenjek nabi Baal itu, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga."
Pemazmur hendak mengatakan bahwa Tuhan Allah yang dia sembah adalah Tuhan yang sepanjang hari akan terus-menerus memelihara kita.
Ayat 4 tidak terlelap dan tidak tertidur. Dengan demikian di sini ditegaskan lagi bahwa benar-benarlah Dialah  Tuhan yang tetap terjaga.  
Tuhan yang sebagai penjaga manusia dengan konsisten dan komitmennya melebihi  seorang ibu yang sedang menjaga anaknya. 
Sering kali tatkala anaknya menangis ia langsung terjaga, namun tidak jarang karena capek seorang ibu juga tetap tidur terlelap walaupun anaknya menangis. Tahu-tahu sewaktu bangun anaknya sudah basah karena lupa diganti popoknya.  
Suatu hari seorang penjaga malam menceritakan sebuah mimpi yang indah kepada tuannya. Ia mengatakan bahwa di dalam mimpinya sang tuan segera mendapat rejeki besar dan sukses.
Sang tuan gembira sekali, dan benar hasil mimpinya dalam waktu yang singkat dia sukses besar.
Penjaga malam itu diberikan hadiah, namun pada waktu yang sama juga ia diminta supaya berhenti bekerja. Kenapa? Karena ternyata pegawai ini tidak bertanggung-jawab.
Tugasnya adalah sebagai penjaga malam, namun ia tidur dan bermimpi.
Tuhan kita adalah adalah Tuhan yang tidak pernah tertidur.
Dengan demikian sudah tentu Ia memelihara kita sepanjang hari.  Ada hal yang sangat penting yang harus kita lakukan  karena Ia adalah Tuhan Allah yang tidak pernah tertidur. 
Ia tahu segala sesuatu yang kita perbuat. Sadarkah bahwa apa saja yang kita lakukan semua di bawah pemantauan Allah?
Kalau di kantor, para bos memasang Kamera Tersembunyi di sana-sini, para pegawai tidak dapat berkutik.
Mereka tidak berani ngobrol, chatting juga berhenti, apalagi ngemil-ngemil makanan. Kalau bos saja kita begitu takut, mengapa kita tidak takut pada Tuhan?
2.     Tuhan sebagai Penaung kita 
Selain sebagai Penjaga, Tuhan juga sebagai Penaung kita. Tempat kita berteduh.
Seperti tatkala panas terik seperti saat ini atau hujan deras terjadi,  lalu kita memiliki sebuah payung untuk tempat berteduh. 
Mazmur  37:23-24 " TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;  apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya"
Tuhan sebagai Naungan kita juga ibaratnya kita memiliki backing yang senantiasa menjaga kita.
Yang perlu kita ingat adalah, walaupun Tuhan itu sebagai Penjaga dan Penaung,  bukan berarti bahaya  tidak pernah mengancam hidup kita.
Kalau ada pendeta yang mengajarkan bahwa orang percaya itu bebas dari bahaya dan ancaman, berarti itu pengajaran yang salah.
Justru karena banyak bahaya yang mengancam maka kita memerlukan Penjaga dan Penaung (Pelindung) itu.
Ketika Komunis  menyerang Korea, mereka berusaha menghapus kekristenan.
Dengan darah dingin mereka membunuh 500 orang pendeta dan membakar 2000 gereja. Banyak pendeta berusaha melarikan diri.
Tetapi ada seorang pendeta yang mengambil keputusan untuk tetap melayani jemaatnya.
Pada siang hari ia bersembunyi di sebuah gua di lereng gunung, dan malam hari ia kembali ke kota melayani jemaatnya.
Pada suatu malam dimusim dingin, terjadilah badai salju yang hebat sehingga ia kehilangan arah.
Dengan sekuat tenaga ia mencari jalan menuju ke kota kecil itu, tetapi ia tetap saja kehilangan arah. Namun ketika malam sudah larut ia merasa kedinginan, lapar dan lelah. Tetapi ia masih belum dapat menemukan kota itu.
Pendeta itu kemudian berlutut dan berdoa. "Tuhan Yesus, hidup dan matiku ada di tangan-Mu, kuserahkan diriku ke tangan-Mu.
Aku percaya pada janji-Mu untuk menjaga dan melindungiku. Aku tidak sanggup berbuat apa-apa selain berbaring di atas salju dan tidur". 
Datanglah dan selimutilah aku, lindungilah aku sepanjang malam ini." Lalu ia pun tertidur.
Ketika paginya ia bangun ia merasa hangat dan enak. Dan tatkala ia membuka matanya , ia melihat seekor Harimau yang besar tidur bersamanya sepanjang malam.
Pada saat itu ia penuh dengan Roh Tuhan dan kuasa janji Tuhan. Harimau yang besar itu seakan-akan menjadi seekor Kucing yang manis."
Ceritanya stop di sini. Yang menjadi pokok persoalannya adalah bukan bagaimana cara Allah melindungi umut-Nya, tetapi SIAPA ALLAH yang menjaga dan melindungi Umat-Nya.
Dengan demikian kita dapat menyerahkan segala pengharapan kepada Allah kita.
Apa yang menjadi  backing anda hari ini? Apakah perusahaan tempat anda bekerja saat ini? Deposito anda di Bank?  Stock anda yang banyak itu? Semua itu akan berubah setiap saat. 
Tetapi Allah, dalam Maleakhi 3:6  "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah
3.     Tuhan sebagai Penjaga dan Penaung    kita yang kekal
Di dalam Alkitab kita dikatakan bahwa Tuhan Allah  akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan. Ia juga menjaga nyawamu. Dan bahkan Ia menjaga keluar masukmu dari sekarang sampai selama-lamanya.
Pemazmur mengatakan bahwa sebagai Penjaga dan Penaung kita yang kekal, Tuhan Allah bukan hanya menjaga kita dari para musuh  yang hendak mencelakakan kita.
Tetapi Ia juga menjaga kita   dari segala macam kesukaran dan problema hidup kita.
Oleh karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk cemberut akan kejadian yang tidak menguntungkan.
Tuhan Allah tidak pernah merancangkan kecelakaan bagi kita, namun tidak menutup kemungkinan besar kecelakaan itu terjadi dalam hidup kita.
Itu artinya apa? Artinya kalaupun terjadi kecelakaan itu bukan dari Allah. Permasalahannya adalah Allah sering dijadikan "Kambing Hitam"   Allah sering dituduh. Kita sering memfitnah Allah.
Tatkala Ayub menderita, Tuhan Allah tidak mengatakan pada Ayub, maaf atau sorry Ayub;
ini adalah masalah dirimu sendiri, jadi tidak ada sangkut pautnya dengan Aku.
Atau Tuhan juga tidak katakan "Aku ingin sekali membantumu, namun Aku tidak mampu"  Oh,  Tuhan tidak berkata demikian.
Ia justru berkata pada Ayub dalam pasal 38-41, bahwa segala Kuasa ada pada-Nya,
panjang lebar Tuhan Allah menguraikannya pada Ayub. Hingga akhirnya Ayub berkata.
Lihat Ayub 42:2 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal"  Ayub 42:5 " Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau, Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku, dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu"
Ia Tuhan yang kekal. Ia yang menjaga dan menaungi kita untuk selama-lamanya. 
Bagi orang yang berjalan bersama Tuhan, tidak ada keraguan jika ia gagal. Tidak ada kecemasan kalau kita tidak berhasil.
Tidak ada penyesalan kalaupun kita susah. Karena rancangan Allah selalu indah pada waktunya. 
Rom 8:28  Kita tahu bahwa Allah mengatur segala hal, sehingga menghasilkan yang baik untuk orang-orang yang mengasihi Dia dan yang dipanggil-Nya sesuai dengan rencana-Nya.

GKII RHEMA, 28 September 2014



Pdt. Hendrik H. Sabandar, M.Th         



Berjalan Bersama Tuhan Berjalan Bersama Tuhan Reviewed by Eduard Kause on 11:55 AM Rating: 5
Powered by Blogger.