Membangun Iman Yang Kuat


MEMBANGUN IMAN YANG KUAT ~ Iman adalah dasar dimana Allah dapat berkaria dalam kehidupan manusia, Kita atau bahwa tangan Tuhan itu hebat dasyat, berkuasa dan ajaib, penuh dengan kasih. tetapi Ia berkerja dalam diri kita bukan dengan begitu-begitu, tatapi ia juga menuntut persyaratan dari kita sebagai anak-anak yang sudah di selamatakan dari maut.Maka untuk  kita lebih mengenal pribadi yang kuat atau pribadi Allah yang begitu hebat maka syaratnya adalah:

1. MILIKILAH VISI TUHAN (MAZ. 33 : 11)
“tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.”
Tuhan mempunyai Visi besar untuk seluruh umat-Nya, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yer. 29 : 11). Visi Tuhan itu kekal. Ia tidak dapat dibatalkan oleh siapa atau apapun. Visi itu tidak berubah sama seperti pribadi  Tuhan  yang tidak berubah.

Salah satu contoh visi Tuhan yang pada manusia adalah menjadikan Abraham sebuah bangsa yang besar, padahal kita tahu bersama bahwa Sarah isterinya mandul dan usianya sudah lanjut. Jangankan menjadi sebuah bangsa yang besar, menjadi seorang ayahpun Abraham sudah  tidak mungkin, tetapi di sinilah kita melihat bahwa visi Tuhan itu kekal, karenanya sekalipun kondisinya demikian, Abrahampun akhirnya sungguh-sungguh  menjadi bangsa yang besar.



Apakah yang menjadi visi kekal dalam hidup kita? Fokus Visi kita  haruslah pahala (hidup kekal) yang dijanjikan dalam panggilan Sorgawi. Visi seperti itulah yang membuat rasul Paulus berhasil memiliki iman yang kokoh, sehingga sekalipun ia mengalami aniaya, fitnah, masuk penjara serta kekurangan dalam hal finansial, namun ia tetap setia kepada Tuhan.

Salah satu bukti yang dapat kita lihat dan ketahui  bahwa rasul Paulus  memiliki visi Tuhan adalah apa yang tulisnya dalam II Kor. 4 : 17; 5 : 1 yang berkata :  “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. Paulus sungguh berfokus pada Sorga.

2. MILIKILAH JIWA PEMENANG (ROM. 8 : 38 – 39)
“Sebab aku yakin, bahwa ...... baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Jiwa pemenang adalah jiwa pahlawan yang selalu mempunyai harapan dalam segala situasi dan tidak pernah putus asa ketika menghadapi persoalan maupun peperangan. Jiwa pemenang membuat orang-orang yang memilikinya menjadi kuat, selalu optimis dan pantang menyerah, sehingga mereka mampu membangun imannya yang kokoh.

Di dalam Alkitab, kita menemukan beberapa orang tokoh yang memiliki jiwa  pemenang, yakni Yosua, Kaleb dan Daud. Kaleb dan Yosua adalah dua dari dua belas orang yang disuruh oleh Musa untuk  mengintai Tanah Kanaan. Ketika mereka  pulang dari pengintaian itu, sepuluh di antaranya sangat pesimis karena melihat dirinya lemah dibanding dengan kekuatan  milter musuh. Hal itu membuat hati seluruh bangsa Israel menjadi tawar, tetapi Yosua bersama Kaleb yang memiliki Jiwa pemenang tersebut menguatkan bangsanya dengan keyakinan, bahwa Tuhan akan memberikan Tanah itu kepada mereka dengan jalan menolong mereka merebutnya. Berbeda dengan kedua tokoh di atas, Daud sebagai gembala sederhana dan masih sangat muda berhasil mengalahkan Goliat yang memiliki segudang pengalaman hanya dengan menggunakan umban. Hal tersebut bisa terjadi  karena  ia memiliki jiwa pemenang.
                          
3. MILIKILAH “CINTA” YANG DALAM PADA TUHAN (YOH. 21: 15 – 17)
Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus ......."Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."

Ayat-ayat ini merupakan hasil percakapan antara Tuhan Yesus dengan Simon Petrus yang baru beberapa setelah ia menyangkali Tuhan di hadapan para pelayan imam. Peristiwa itu merupakan pengalaman pahit bagi Petrus, karena dengan itu ia telah menodai kesetiaannya kepada Tuhan. Walaupun demikian, Tuhan ingin agar kasih Petrus yang telah membuatnya menjadi pengikut Kristus  itu bangkit kembali.

Di dalam percakapan di atas, Tuhan Yesus mengajukan pertanyaan kepada Petrus mengenai kedalaman cinta/kasihnya  kepada Tuhan  dengan berkata : “Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?”  Sebuah pertanyaan yang kedenarannya sangat umum, tetapi hal itu ternyata membuat Petrus sangat sedih karena Tuhan Yesus menanyakan pertanyaan yang sama itu  sebanyak tiga kali kepadanya.

Mungkin ada orang yang akan bertanya dan berkata : Apakah Tuhan tidak tahu bahwa sesungguhnya Petrus itu sangat mengasihi-Nya? Atau apakah Tuhan Yesus sedang meragukan kasih Petrus kepada-Nya? Mengapa Tuhan harus menanyakan pertanyaan yang demikian, sehingga Petrus menjadi terpojok dengan pertanyaan tersebut?  Saya percaya bahwa Tuhan Yesus sangat mengetahui kasih Petrus kepada-Nya. Ia tidak meragukan kasih Petrus bahkan sebenarnya Tuhan mengajukan pertanyaan tersebut tidaklah bermaksud memojokkan Petrus, melainkan untuk mengingatkan  Petrus bahwa apabila seseorang memiliki  cinta/kasih yang dalam kepada Tuhan, ia akan mampu membangun imannya yang kokoh. Hal itu sungguh benar karena pada akhirnya Petrus  dengan kasih dan kesetiaannya  kepada Tuhan yang rela mati bagi Tuhan dengan jalan disalib terbalik, Kaki atas dan kepalanya di bawah.

Baik Rasul Paulus, Kaleb, Yosua, Daud maupun Petrus mereka semua berhasil membangun iman yang kuat  karena mereka memiliki Visi Tuhan, Jiwa pemenang dan cinta yang dalam kepada Tuhan. Bagaimana dengan kita sekalian? Adakah kita memiliki ketiga hal di atas? Apakah hal itu pernah kita miliki tetapi  perlahan-lahan mulai sirna dari hidup kita?
Saudara sekalian, jika ketiga rahasia di atas itu ada pada saudara, tekunlah hidup di dalamnya. Jika ia belum pernah ada pada saudara,  carilah Dia, tetapi jika ia mulai sirnah mintalah ia kembali, karena dengan jalan demikianlah  kita dapat membangun Iman yang kokoh dan tak tergoyahkan. Amin
Kesimpulan
I.                    milikilah visi tuhan (maz. 33 : 11
II.                 milikilah jiwa pemenang (rom. 8 : 38 – 39)
III.               milikilah “cinta” yang dalam pada tuhan (yoh. 21: 15 – 17)



Membangun Iman Yang Kuat Membangun Iman Yang Kuat Reviewed by Eduard Kause on 9:02 PM Rating: 5
Powered by Blogger.