Tersesat Dalam Kabut
Tersesat
Dalam Kabut Amsal
3:1-6 Nats:
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada
pengertianmu sendiri (Amsal 3:5) Saat
itu kabut sangat tebal seperti uap-uap kacang polong. Jarak pandang hanya
sebatas seberapa meter, dan permukaan air danau tampak sebening kaca. Satu-satunya
bunyi yang memecah kehiningan adalah teriakan burung loon dari seberang danau.
Saya
mendayung selama satu jam menyusuri pantai, berusaha memancing ikan di beberapa
tempat yang berbeda. Dan tidak seekor ikanpun menggigit umpan kail saya, maka
saya memutuskan kembali ke pondok untuk minum segelas kopi. Saya sedang berada
di mulut sebuah teluk kecil, yang saya tahu berada tepat di seberang pondok
tersebut. Maka mulai mendayung lurus menyebrangin danau ke arah yang saya kira
dermaga.
Menit-menitpun
berlalu. Setelah mendayung selama satu jam, saya terkejut saat menyadari bahwa
saya telah kembali berada di mulut teluk kecil tempat saya tadi mulai
terdayung. Ternyata saya telah mendayung perahu memutar dalam kabut, saya
begitu yakin akan arah yang saya tuju. Namun setelah satu jam mendayung,
ternyata saya tidak mengarah kemana pun.
Seharusnya saya mengunakan kompas, bukannya mengandalkan kepekaan saya sendiri
untuk menemukan arah.
Tiba-tiba
terbersitlah Amsal 3:5 dalam benak saya, jangan bersandar pada pengertianmu
sendiri.tampa Tuhan yang memimpin Anda menerobos kabut kehidupan, dan tampa
Firman-Nya sebagai kompas, Anda hanya berputar-putar tampa tujuan.
Maka
pastikanlah Amsal 3:6 menjadi semboyan hidup Anda: Akuilah Dia dalam segalah
lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Untuk menghindari salah jalan, ikuti
pimpinan Allah, maka jalanmu akan menjadi jelas dan pasti, sebab hanya Allah
yang mengendalikan segala sesuatu sebab segala sesuatu adalah milik-Nya.
Tersesat Dalam Kabut
Reviewed by Eduard Kause
on
11:09 PM
Rating: